Jumat, 09 Juni 2017

Konserasi Arsitektur : Perspektif Masa Depan Kawasan Kota Tua

Kota tua sudah ditetapkan menjadi cagar budaya oleh pemerintah setempat terutama kawasan stasiun Jakarta kota (beos), disana banyak terdapat bangunan-bangunan bersejarah yang beradapa di sekitar stasiun Jakarta Kota diantaranya yang masuk ke dalam daftar cagar budaya adalah : Gedung bank Mandiri Kanwil III, BNI 46, Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Gedung PT. Kerta niaga, Gedung Platoon, PT. Asuransi Jasindo, Hotel Beverly hill, dan tentunya stasiun Jakarta kota itu sendiri yang biasa disebut stasiun BEOS.

Diantara Bangunan bersejarah itu ada yang berubah secara fungsi, ada yang tetap, adapula yang mengalami renovasi baik secara arsitektur ataupun secara konsep bangunan. Tenu dalam menentukan hal tersebut harus melalui beberapa analisa terlebih dahulu, yang pertama mengacu kepada teori-teori yang ada untuk mentukan kelas bangunan dan tingkat pemugaran, selanjutnya mencari sejarah bangunan tersebut baik arsitekturnya ataupun fungsi dari bangunan tersebut dimasa lalu. Langkah terakhir adalah pemugaran dengan mengacu kepada teori dan aturan yang ada.

Mengingat konservasi suatu bangunan bersejarah itu sanat penting maka dengan alasan tersebut penulis membuat tugas penulisan ini untuk mengidentifikasi tingkat pemugaran di setiap bangunan di kawasan stasiun Jakarta kota (BEOS).

Di Indonesia sendiri, terutama di daerah Jakarta dan sekitarnya, bangunan-bangunan yang memenuhi kriteria sebagai bangunan kuno dan bersejarah yang harus dilestarikan jumlahnya tidak sedikit dengan berbagai macam tipologi. Berdasarkan sejarah perkembangan arsitektur yanga ada di Indonesia, tipologi bangunan-bangunan tersebut dapat dibagi menjadi berikut (Kemas Ridwan, 5 Maret 2009).

A. Bangunan masyarakat Kolonial Eropa
· Bangunan periode VOC (abad XVI-XVII), arsitektur periode pertengahan Eropa.
· Ciri-ciri bangunan ini adalah kesan tertutup, sedikit bukaan, jendela besar tanpa tritisan, tanpa serambi.
· Bangunan periode negara kolonial (Neo Klasik Eropa).
· Ciri-ciri bangunan ini adalah atap-atap tritisan, veranda dan jendela- jendela krepyak
· Bangunan modern kolonial (abad XX)
· Ciri-ciri bangunan ini adalah bergaya Art Deco dan Art Nouveau.

B. Bangunan masyarakat China.
· Ciri-ciri bangunan ini adalah berupa shop houses bergaya Cina Selatan, terletak di sekitar core inti wilayah utama suatu daerah. Contohnya: bangunan klenteng yang ada di Petak 9di daerah Glodok.

C. Bangunan masyarakat pribumi.
· Ciri-ciri bangunan ini adalah berada di luar benteng, berupa rumah panggung namun ada juga yang langsung menyentuh lantai, menggunakan bahan-bahan alami. Saat ini bangunan dengan tipologi sudah banyak yang punah.

D. Bangunan modern Indonesia.
· Ciri-ciri bangunan ini adalah bergaya Internasional Style. Contohnya: Gedung BNI 46 yang berada di dekat Stasiun Kota
______________________________________________________
Highfield (1987: 20-21) menjabarkan tingkat perubahan pada tindakan pelestarian dalam tujuh tingkatan, yakni

1. Perlindungan terhadap seluruh struktur bangunan, beserta dengan subbagian-bagian penyusunnya, dan memperbaiki finishing interior, utilitas bangunan, dan sarana-prasarana. Dalam tingkat pelestarian yang paling rendah, perubahan yang memungkinkan terjadi adalah perbaikan tangga eksisting untuk disesuaikan dengan kebutuhan lift, penggunaan sistem penghawaan buatan sederhana yang dikombinasikan dengan penghawaan alami.

2. Perlindungan terhadap seluruh selubung eksterior bangunan, termasuk atap dan sebagian besar interiornya, dengan perubahan kecil pada struktur internal, dan memperbaiki finishing interior, utilitas bangunan, dan sarana saniter. Perubahan struktural dapat melibatkan demolisi beberapa subbagian interior, atau penambahan tangga baru, dan apabila memungkinkan shaft lift.

3. Perlindungan terhadap seluruh selubung eksterior eksisting, termasuk atap, dengan perubahan besar pada struktur internal serta perbaikan finishing, utilitas, dan sarana saniter. Perubahan besar pada struktur internal dapat melibatkan penambahan tangga beton bertulang yang baru, instalasi lift, demolisi dinding struktur pada interior secara skala yang lebih luas, atau penambahan lantai baru selama sesuai dengan ketinggian lantai aslinya.

4. Perlindungan seluruh dinding selubung bangunan, dan demolisi total pada atap dan interiornya, dengan membangun bangunan yang sama sekali baru di belakang fasad yang dipertahankan. Opsi ini dapat dilakukan pada bangunan yang terisolasi, seluruh dinding fasad eksternal layak untuk dilindungi, tapi pengembangan ke depannya menbutuhkan wadah untuk fungsi yang sama sekali baru, bebas dari elemen internal bangunan eksisting.

5. Perlindungan hanya pada dua atau tiga penampang/tampak bangunan eksisting, dan demolisi total terhadap sisanya, dengan pembangunan bangunan yang sama sekali baru di belakang dinding fasad yang dipertahankan. Opsi ini dapat dilakukan pada bangunan yang tapaknya terletak pada sudut pertemuan dua atau lebih jalan.

6. Perlindungan hanya pada satu penampang/tampak bangunan, sebuah dinding fasade dari bangunan eksisting, dan demolisi total terhadap sisanya, dengan membangun bangunan yang sama sekali baru di belakang dinding fasad. Opsi ini dapat dilakukan apabila bangunan tersebut hanya memiliki satu fasad yang penting, tampak bangunan yang penting tersebut menghadap jalan utama dan seluruh sisa tampaknya menempel pada bangunan di sekelilingnya.

7. Opsi paling drastis pada pengembangan kembali adalah dengan tidak memberikan pilihan untuk pelestarian, tetapi dengan demolisi total bangunan eksisting dan menggantinya dengan bangunan yang baru.


______________________________________________________
Berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta no 9 tahun 1999 bab IV, dijabarkan tolok ukur kriteria sebuah bangunan cagar budaya adalah:

1. Tolak ukur nilai sejarah dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa perjuangan, ketokohan, politik, sosial, budaya yang menjadi symbol nilai kesejarahan pada tingkat nasional dan atau Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
2. Tolak ukur umur dikaitkan dengan usia sekurang-kurangnya 50 tahun.
3. Tolak ukur keaslian dikaitkan dengan keutuhan baik sarana dan prasarana lingkungan maupun struktur, material, tapak bangunan dan bangunan di dalamnya.
4. Tolak ukur tengeran atau landmark dikaitkan dengan keberadaaan sebuah bangunan tunggal monument atau bentang alam yang dijadikan symbol dan wakil dari suatu lingkungan sehingga merupakan tanda atau tengeran lingkungan tersebut.
5. Tolak ukur arsitektur dikaitkan dengan estetika dan rancangan yang menggambarkan suatu zaman dan gaya tertentu.

Dari kriteria dan tolak ukur di atas lingkungan cagar budaya diklasifikasikan dalam 3 golongan, yakni:
1. Golongan I: lingkungan yang memenuhi seluruh kriteria, termasuk yang mengalami sedikit perubahan tetapi masih memiliki tingkat keaslian yang utuh.
2. Golongan II: lingkungan yang hanya memenuhi 3 kriteria, telah mengalami perubahan namun masih memiliki beberapa unsur keaslian.
3. Golongan III: lingkungan yang hanya memenuhi 3 kriteria, yang telah banyak perubahan dan kurang mempunyai keaslian.


______________________________________________________
Berdasarkan Perda DKI Jakarta No.9/ 1999 Pasal 10 ayat 1, bangunan cagar budaya dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

· Golongan A
Pemugaran bangunan pada golongan ini merupakan upaya preservasi berdasarkan ketentuan sebagai berikut (Perda DKI Jakarta no.9/ 1999 Pasal 19):

1. Bangunan dilarang dibongkar dan atau diubah
2. Apabila kondisi bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak dapat dilakukan pembongkaran untuk dibangun kembali sama seperti semula sesuai dengan aslinya
3. Pemeliharaan dan perawatan bangunan harus menggunakan bahan yang sama/ sejenis atau memiliki karakter yang sama, dengan mempertahankan detail ornamen bangunan yang telahada
4. Dalam upaya revitalisasi dimungkinkan adanya penyesuaian/ perubahan fungsi sesuai rencana kota yang berlaku tanpa mengubah bentuk bangunan aslinya


· Golongan B
Pemugaran bangunan golongan ini merupakan upaya preservasi dengan ketentuan sebagai berikut (Perda DKI Jakarta no.9/ 1999 Pasal 20):

1. Bangunan dilarang dibongkar secara sengaja dan apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak dapat dilakukan pembongkaran untuk dibangun kembali samaseperti semula sesuai dengan aslinya
2. Pemeliharaan dan perawatan bangunan harus dilakukan tanpa mengubah pola tampak depan, atap dan warna, serta dengan mempertahankan detail dan ornamen bangunan yang penting
3. Dalam upaya rehabilitasi dan revitalisasi dimungkinkan adanya perubahan tata ruang dalam asalkan tidak mengubah struktur utama bangunan
4. Di dalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi suatu kesatuan yang utuh dengan bangunan utama.


· Golongan C
Pemugaran bangunan golongan ini merupakan upaya rekonstruksi dan adaptasi dengan ketentuan sebagai berikut (Perda DKI Jakarta no.9/ 1999 Pasal 21):

1. Perubahan bangunan dapat dilakukan dengan tetap mempertahankan pola tampak muka, arsitektur utama danbentuk atap bangunan
2. Detail rnament dan bahan bangunan disesuaikan dengan arsitektur bangunan disekitarnya dalam keserasian lingkungan
3. Penambahan bangunan di dalam perpetakan atau persil hanya dapat dilakukan di belakang bangunan cagar budaya yang harus sesuai dengan arsitektur bangunan cagar budaya dalamkeserasian lingkungan
4. Fungsi bangunan dapat diubah sesuai dengan rencana kota.


______________________________________________________
Menurut para tokoh mengemukakan manfaat dari pelestarian bangunan tua diantaranya ;
Budihardjo (1985) mengemukakan setidaknya tujuh manfaat kegiatan preservasi, antara lain:

1. Pelestarian lingkungan lama akan memperkaya pengalaman visual, menyalurkan hasrat kesinambungan, member tautan bermakna dengan masa lampau, dan memberikan pilihan untuk tetap tinggal dan bekerja di dalam bangunan maupun lingkungan lama tersebut.

2. Di tengah perubahan dan pertumbuhan yang pesat seperti sekarang ini, lingkungan lama akan menawarkan suasana permanen yang menyegarkan.

3. Teknologi pembangunan yang berorientasi pada nilai-nilai ekonomis di atas lahan berskalabesar ternyata berakhir dengan keseragaman yang membosankan. Upaya-upaya untuk mempertahankan bagian kota yang dibangun dengan skala akrab akan membantu hadirnya sense of place, identitas diri, dan suasana kontras.

4. Kota dan lingkungan lama adalah salah satu asset terbesar dalam industry wisata internasional, sehingga perlu dilestarikan.

5. Upaya preservasi dan konservasi merupakan salah satu upaya generasi masa kini untuk dapat melindungi dan menyampaikan warisan berharga kepada generasi mendatang;

6. Pengadaan preservasi dan konservasi akan membuka kemungkinan bagi setiap manusia untuk memperoleh kenyamanan psikologi yang seangat diperlukannya untuk dapat menyentuh, melihat, dan merasakan bukti fisik sesuatu tempat di dalam tradisinya; dan

7. Upaya-upaya pelaksanaan preservasi dan konservasi akan membantu terpeliharanya warisan arsitektur, yang dapat menjadi catatan sejarah masa lampau dan melambangkan keabadian serta kesinambungan, yang berbeda dengan keterbatasan kehidupan manusia.
______________________________________________________
Mills (1994) mengklasifikasikan manfaat pelestarian bangunan dalam tiga bagian, yaitu

1. Keuntungan dari sisi ekonomi: Pada prinsipnya, pelestarian memberikan keuntungan dalam hal waktu, karena menghemat antara setengah sampai tiga-perempat waktu yang digunakan untuk demolisi dan konstruksi yang baru, sehingga diikuti oleh keuntungan ekonomis, yakni: Masa pengembangan yang lebih singkat mengurangi biaya pembiayaan projek dan juga mengurangi efek inflasi pada biaya bangunan; dan Klien memiliki bangunan dalam jangka waktu yang lebih cepat, dengan demikian dapat mulai menerima pemasukan dari penggunaan bangunan lebih cepat. Selain itu, biaya untuk mengubah/merehabilitasi bangunan umumnya sekitar separuh dari biaya konstruksi bangunan, karena banyak elemen bangunan yang sudah ada sebelumnya;

2. Keuntungan dari lingkungan: Bangunan yang mempunyai nilai sejarah atau arsitektural tinggi sebaiknya dijaga, mengingat kontribusinya bagi keramah-tamahan visual bagi kawasan sekitar, bagi kebudayaan, atau bagi interpretasi sejarah. Pelestarian kawasan yang menarik jika dikombinasikan dengan rehabilitasi bangunan tua untuk mengakomodasi fungsi yang modern terkadang bisa diartikan sebagai keuntungan finansial. Konteks fisik suatu bangunan yang telah dilestarikan sama pentingnya dengan nilai fisik bangunan tersebut. Jika suatu bangunan berdiri dekat dengan bangunan tua lain yang menarik secara arsitektural, daya tarik dan nilainya akan meningkat. Pelestarian bangunan tersebut akan nampak, dan idealnya akan memperkuat karakter dan integritas arsitekturalnya. Dalam konteks yang lebih luas, bangunan dapat dilihat sebagai sumber daya yang potensial untuk digunakan kembali (re-use) daripada sumber daya yang dapat tergantikan.

3. Keuntungan dari sisi sosial: Menciptakan suatu komunitas yang baru adalah sebuah proses yang rumit dan tidak bisa tercapai seperti yang diharapkan oleh arsitek dan perancang kota.
______________________________________________________
Menurut Shrivani (1985) pelestarian pada suatu kawasan maupun bangunan dapat memberikan beberapa manfaat antara lain:

1. Manfaat kebudayaan yaitu sumber-sumber sejarah yang dilestarikan dapat menjadi sumber pendidikan dan memperkaya estetika;

2. Manfaat ekonomi yaitu adanya peningkatan nilai properti, peningkatan pada penjualan ritel dan sewa komersil, penanggulangan biaya-biaya relokasi dan peningkatan pada penerima pajak serta pendapatan dari sektor pariwisata; dan

3. Manfaat sosial dan perencanaan, karena upaya pelestarian dapat menjadi kekuatan yang tepat dalam memulihkan kepercayaan masyarakat.

Meskipun kegiatan pelestarian bangunan maupun kawasan bersejarah masih kurang dipahami sebagian masyarakat di Indonesia, namun dengan banyaknya manfaat yang didapat melalui upaya pelestarian sepatutnya hal ini mulai dikembangkan dalam pola pikir masyarakat agar masyarakat suatu kota maupun kawasan yang memiliki potensi untuk dilestarikan dapat ikut berperan serta dalam upaya pelestarian bangunan maupun kawasan.
______________________________________________________
Secara keseluruhan ada 3 cara pemanfaatan kembali bangunan cagar budaya (R.M. Warner, S.M. Groff, R. P Warner, 1978, p. 17), yaitu:

a. Continued Use
Cara ini berupa penggunaan kembali bangunan tua sesuai dengan fungsi lamanya ketika pertama kali didirikan serta dapat juga ditambahkan fungsi baru sebagai pendukung fungsi utamanya.

b. Adaptive Re-use
Cara ini berupa penggunaan kembali bangunan tua dengan mengubah fungsi awal dari bangunan tersebut dengan menyesuaikan pada keadaan pada masa sekarang.

c. New Additions
Cara ini berupa penambahan konstruksi baru ataumembangun struktur baru pada struktur sebelumnya denganmempertimbangkan kesesuaian dengan bangunansebelumnya.

______________________________________________________

Stasiun Kota


Stasiun Jakarta Kota (JAKK), adalah stasiun kereta api terbesar di Indonesia yang terletak di Kelurahan Pinangsia, kawasan Kota Tua, Jakarta, Indonesia. Stasiun ini adalah satu dari sedikit stasiun di Indonesia yang bertipe terminus (perjalanan awal/akhir), yang tidak memiliki jalur lanjutan lagi.

Sejak 2015, stasiun ini hanya melayani rute komuter menuju daerah-daerah Jakarta dan sekitarnya Tanjung Priok, Depok,Nambo, Bogor, dan Bekasi.

Stasiun Jakarta Kota dikenal pula dengan sebutan Stasiun Beos. Walaupun stasiun ini dinamakan “Stasiun Jakarta Kota” dari semenjak berdiri, tetapi stasiun ini lebih dikenal dengan sebutan “Stasiun Kota”. Nama “Stasiun Kota” juga dapat merujuk kepada Stasiun Surabaya Kota.

Keberadaannya pada saat ini diperdebatkan karena hendak direnovasi dengan penambahan ruang komersial. Padahal, stasiun ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, selain bangunannya kuno, stasiun ini merupakan stasiun tujuan terakhir perjalanan. Seperti halnya Stasiun Surabaya Kota atau Stasiun Semut di Surabaya yang merupakan cagar budaya, namun juga terjadi renovasi yang dinilai kontroversial.


Sejarah

Pada masa lalu, karena terkenalnya stasiun ini, nama itu dijadikan sebuah acara oleh stasiun televisi swasta. Hanya saja mungkin hanya sedikit warga Jakarta yang tahu apa arti Beos yang ternyata memiliki banyak versi.

Yang pertama, Beos kependekan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur), sebuah perusahaan swasta yang menghubungkan Batavia dengan Kedunggedeh. Versi lain, Beos berasal dari kataBatavia En Omstreken, yang artinya Batavia dan Sekitarnya, yang berasal dari fungsi stasiun sebagai pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Kota Batavia dengan kota lain seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java(Bandung), Karavam (Karawang), dan lain-lain.

Sebenarnya, masih ada nama lain untuk Stasiun Jakarta Kota ini yakni Batavia Zuid yang berarti Stasiun Batavia Selatan. Nama ini muncul karena pada akhir abad ke-19, Batavia sudah memiliki lebih dari dua stasiun kereta api. Satunya adalahStasiun Batavia Noord (Batavia Utara) yang terletak di sebelah selatan Museum Sejarah Jakarta sekarang. Batavia Noord pada awalnya merupakan milik perusahaan kereta api Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij, dan merupakan terminus untuk jalur Batavia-Buitenzorg. Pada tahun 1913 jalur Batavia-Buitenzorg ini dijual kepada pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Staatsspoorwegen. Pada waktu itu kawasan Jatinegara dan Tanjung Priok belum termasuk gemeente Batavia.

Batavia Zuid, awalnya dibangun sekitar tahun 1870, kemudian ditutup pada tahun 1926 untuk direnovasi menjadi bangunan yang kini ada. Selama stasiun ini dibangun, kereta api-kereta api menggunakan stasiun Batavia Noord. Sekitar 200 m dari stasiun yang ditutup ini dibangunlah Stasiun Jakarta Kota yang sekarang. Pembangunannya selesai pada 19 Agustus 1929dan secara resmi digunakan pada 8 Oktober 1929. Acara peresmiannya dilakukan secara besar-besaran dengan penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jendral jhr. A.C.D. de Graeff yang berkuasa pada Hindia Belanda pada 1926-1931.

Di balik kemegahan stasiun ini, tersebutlah nama seorang arsitek Belanda kelahiran Tulungagung 8 September1882 yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels. Bersama teman-temannya seperti Hein von Essen dan F. Stolts, lelaki yang menamatkan pendidikan arsitekturnya di Delft itu mendirikan biro arsitektur Algemeen Ingenieur Architectenbureau (AIA). Karya biro ini bisa dilihat dari gedung Departemen Perhubungan Laut di Medan Merdeka Timur, Rumah Sakit PELNI di Petamburan yang keduanya di Jakarta dan Rumah Sakit Panti Rapih di Yogyakarta.

Stasiun Beos merupakan karya besar Ghijsels yang dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen yakni perpaduan antara struktur dan teknik modern barat dipadu dengan bentuk-bentuk tradisional setempat. Dengan balutan art deco yang kental, rancangan Ghijsels ini terkesan sederhana meski bercita rasa tinggi
______________________________________________________
Museum Bank Mandiri


Berdiri tanggal 2 Oktober 1998. Museum yang menempati area seluas 10.039 m2 ini pada awalnya adalah gedung Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) atau Factorji Batavia yang merupakan perusahaan dagang milik Belanda yang kemudian berkembang menjadi perusahaan di bidang perbankan.

Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) dinasionalisasi pada tahun 1960 menjadi salah satu gedung kantor Bank Koperasi Tani & Nelayan (BKTN) Urusan Ekspor Impor. Kemudian bersamaan dengan lahirnya Bank Ekspor Impor Indonesia (BankExim) pada 31 Desember 1968, gedung tersebut pun beralih menjadi kantor pusat Bank Export import (Bank Exim), hingga akhirnya legal merger Bank Exim bersama Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) ke dalam Bank Mandiri (1999), maka gedung tersebut pun menjadi asset Bank Mandiri.

Bangunan ini bergaya Art Deco. Awal mulanya gedung ini digunakan sebagai gedung untuk memantau atau menyimpan hasil perkebunan Kolonial Belanda yang didapatkan dari seluruh Indonesia. Gagasan untuk mendirikan Museum Bank Mandiri didasarkan atas pemikiran untuk menyelamatkan dan melestarikan benda-benda bersejarah di bidang perbankan yang pernah beredar dan dipakai pada bank-bank yang berdiri di Indonesia. Museum ini didirikan oleh pemerintah dalam rangka melestarikan peninggalan-peninggalan sejarah di bidang perbankan dan alat tukar manusia, khususnya di Indonesia.

Jika dilihat dari fasad bangunan secara bentuk bangunan museum bank madiri tidak ada perubahan namun ada beberapa bagian perubahan yaitu adanya penambahan dan pengurangan. penambahan pada bangunanan museum ini terdapat pada bagian kolom yaitu, adanya pot – pot tanaman pada bagian sisi kolom. Sedangkan untuk bagian yang hilang adalah tulisan “nederlandsche handel maatschappij nv” jika dilihat foto dulunya nama tersebut etrdapat pada bagian atas depan bangunan dan menjadi nama bangunan tersebut. sedangkang untuk yang sekarang nama tersebut menghilang menjadi museum mandiri. Untuk elevation pada bangunan ini baik dulu maupun sekarang tetap sama. Selain itu baik jumlah jendela bentuk dan ornamen jika di bandingkan maka hal tersebut tetap sama dengan masa kolonial dulu.
______________________________________________________

Museum Bank Indonesia



Museum Bank Indonesia menggunakan bangunan dari De Javasche Bank. Jauh sebelum digunakan sebagai kantor perbankan, digunakan sebagai rumah sakit di dalam kota Batavia/Jakarta. Bangunan ini dirancang oleh sebuah biro insinyur arsitek yang bernama Ed. Cuypers dan Hulswit, dimana badan ini didirikan oleh dua orang arsitek berasosiasi yang kedua nama pemiliknya dijadikan nama perusahaannya, yaitu : Architecten Bureau Ed. Cuypres & Hulswit. Pada tahun 1933 hingga 1935, bangunan ini mengalami perluasan dan renovasi, yang dilakukan oleh biro perencana yang sama.

De Javasche Bank merupakan perusahaan swasta yang modalnya berasal dari tiga puluh empat pemegang saham. Berdiri di Batavia sesuai dengan akte pendirian (Acte van oprichting van de Javasche Bank) pada 24 Januari 1828. Di era selanjutnya, de Javasche Bank diberikan kuasa untuk menjadi Perusahaan Terbatas –PT (Limited Liability Company) yang ketika itu disebut Naamlooze Venootschap (NV) berdasarkan ketetapan Peraturan Perdagangan (Commercial Code) yang dikeluarkan di Buitenzorg (kini Bogor) pada 16 Maret 1881.


Arsitektur Bangunan
Bangunan de Javasche Bank menempati sebuah bangunan bekas rumah sakit Binnenhospitaal –yang berarti rumah sakit dalam (Kota) masa Batavia selama hampir delapan puluh tahun. Semakin lama semakin dirasakan perlu adanya penambahan ruangan baru. Sejak saat itu, mulailah de Javasche Bank meminta Biro Arsitek Ed. Cuypers en Hulswit untuk merencanakan pengembangan bangunan lama. Seluruh proses pembangunan disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan de Javasche Bank yang dimulai sejak 1910 hingga 1935.

Gedungnya yang nampak megah dengan arsitektur kolonial, yaitu paduan langgam arsitektur neo-klasik dengan unsur tropis, yang antara lain dicerminkan oleh dinding tembok yang tebal, langit-langit tinggi, pilar-pilar kokoh, jendela-jendela besar –biasanya berdaun ganda dengan kisi-kisi atau lubang angin. Ciri utama dari gedung peninggalan de Javasche Bank adalah tampilnya ragam hias tradisional sebagaimana terdapat pada candi-candi. Sementara, pilar-pilarnya menampilkan detail-detail unik yang berasal dari detail candi Jawa dan Sumatera.
______________________________________________________

KESIMPULAN


1. Stasiun Kota.
Berdasarkan pengamatan dan analisis dari data-data dan teori yang ada, saya menyimpulkan bahwa di dalam pelaksanaan konservasi stasiun Kota Jakarta (BEOS) ini sangat mempertahankan fungsi yang ada sejak dahulu, hal ini dapat dibuktikan dari fungsinya yang masih sebagai stasiun induk kereta api. Secara arsitektur juga baik konsep, interior maupun eksterior tetap terjaga sebagai mana aslinya.

2. Museum Bank Mandiri.
Bangunan museum mandiri termaasuk kedalam golongan A dimana baik fasade bangunan, interior, struktur utama,dan ornamen tidak boleh ada yang dirubah berarti harus sesuai dengan bangunan aslinya, namun jika dilihat dari ananlisis ada perubahan bagian fasade bangunan dimana pada bagian sisi tiang terdapat pot pot tanaman dan hilangnya tulisan asli nama bangunan tersebut. sedangkan untuk struktur utama, ornamen dan interior bangunan tidak ada yang berubah.

3. Museum Bank Indonesia.
Gedung ini memiliki klasifikasi pemugaran bangunan golongan A, yaitu harus mempertahankan keasilan seluruh bangunan, dan hingga kini bangunan ini masih terjaga keasliannya, bagunan tua sebagai peninggalan sejarah adalah warisan budaya bangsa, dimana terdapat kearifan tertentu yang sangat berperan sebagai pijakan generasi masa kini dalam membangun masa depan. Tak hanya mewariskan dalam bentuk kasat mata saja, tetapi juga esensi dan kualitas yang terkandung di dalamnya. Peninggalan-peninggalan tersebut harus dijaga sebijaksana mungkin, dalam niat maupun pelaksanaannya.
______________________________________________________

DAFTAR PUSTAKA

http://koentjoro7.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-konservasi-arsitektur.html
https://kaysafamily.wordpress.com/2013/03/22/jelajah-kota-toea-jakarta/
http://ayokejakarta.blogspot.co.id/2012/06/kota-tua.html
http://antariksaarticle.blogspot.co.id/2012/04/beberapa-teori-dalam-pelestarian.html
http://f-pelamonia.blogspot.co.id/2012/05/konservasi-stasiun-jakarta-kota.html
http://www.kompasiana.com/asepkambali/menjelajahi-dua-museum-gokil-di-kota- tua_5500c40da33311c56f512204

Konservasi Arsitektur : Museum Wayang



PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Museum merupakan sebuah tempat yang mamamerkan objek atau benda yang biasanya dikoleksi oleh kalangan tertentu dan memiliki nilai sejarah, biasanya museum berlokasi ditengah kota dan dilokasi yang memiliki nilai sejarah sehingga berkaitan dengan objek atau benda yang dipamerkan.

Di Ibukota sendiri, museum bersejarah terdapat di Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Kawasan Kota Tua memiliki nilai sejarah dan lansekap yang baik, sehingga dilestarikan dan dinikmati oleh para pengunjung dari berbagai kalangan.

Kawasan Kota Tua sekarang menjadi lokasi seni, banyak para pekerja seni jalanan yang mencari rezeki di sekitar kawasan ini sehingga minat para turis lokal maupun asing semakin tinggi.

Namun beberapa gedung yang digunakan sebagai museum perlu direnovasi, pasalnya banyak beberapa bagian bangunan yang mulai rusak akibat kondisi bangunan yang sudah tua, selain itu perlu dilakukan penataan terhadap para pekerja seni agar tercipta kawasan kota tua yang baik.


1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan pemugaran musium wayang adalah menghidupkan kawasan lamamen fatahilah sehingga diharapkan menjadi daya tarik tersendiri bagi museum wayang. Tujuan di aktifkannya pemugaran bangunan museum ini adalah:

1. Mempertahankan dan memulihkan keaslian lingkungan dan bangunan yang mengandung nilai sejarah ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

2. Melindungi dan memelihara lingkungan dan bangunan cagar budaya dari kerusakan dan kemusnahan baik akibat ulah manusia maupun proses alam.

3. Mewujudkan lingkungan dan bangunan cagar budaya sebagat kekayaan budaya untuk dikelola, di kembangkan dan di manfaatkan sebaik mungkin untuk kepentingan pembangunan dan citra positif kota Jakarta sebagai ibukota negara, kota jasa dan tujuan wisata.

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya arti sejarah nasional dan sejarah perkembangan kota jakarta untuk dijadikan sebagai sarana pendidikan, rekreasi, bermain maupun tempat wisata.

5. Mengembangkan museum dengan penambahan fungsi baru yang tetap pada acuan pemerintah.


1.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif topikal atau “the descriptive analysis method by topical‟ dan metode analisis studi kasus atau “the analysis method of case study‟. Untuk mendukung tahap pembahasan dalam penelitian ini dilakukan kegiatan persiapan berupa survey / observasi lapangan berupa pengambilan photo-photo pada kawasan kota lama bersejarah di beberapa kota. Studi kasus yang diangkat dalam penelitian ini adalah kawasan kota lama di kota Jakarta.


1.4 Permasalahan

Untuk dapat melakukan pemugaran atas bangunan museum yang memiliki ketentuan yang berlaku sehingga memberikan batasan – batasan dalam mengeksplorasi bentuk maupun ruang, secara umum. 

___________________________________________________________________________
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Museum

Museum adalah lembaga yang diperuntukkan bagi masyarakat umum. Museum berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan kesenangan atau hiburan (Ayo Kita Mengenal Museum ; 2009).

2.2. Fungsi Museum

Museum memiliki tugas menyimpan, merawat, mengamankan dan memanfaatkan koleksi museum berupa benda cagar budaya. Dengan demikian museum memiliki dua fungsi besar yaitu :

A. Sebagai tempat pelestarian, museum harus melaksanakan kegiatan sebagai berikut :

· Penyimpanan, yang meliputi pengumpulan benda untuk menjadi koleksi, pencatatan koleksi, sistem penomoran dan penataan koleksi.

· Perawatan, yang meliputi kegiatan mencegah dan menanggulangi kerusakan koleksi.

· Pengamanan, yang meliputi kegiatan perlindungan untuk menjaga koleksi dari gangguan atau kerusakan oleh faktor alam dan ulah manusia.


B. Sebagai sumber informasi, museum melaksanakan kegiatan pemanfaatan melalui penelitian dan penyajian.


2.3. Jenis-jenis Museum

Museum yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan melaui beberapa jenis klasifikasi (Ayo Kita Mengenal Museum ; 2009), yakni sebagai berikut :

A. Jenis museum berdasarkan koleksi yang dimiliki, yaitu terdapat dua jenis :

· Museum Umum, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.

· Museum Khusus, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi.

B. Jenis museum berdasarkan kedudukannya, terdapat tiga jenis :

· Museum Nasional, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai nasional.

· Museum Propinsi, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah propinsi dimana museum berada.

· Museum Lokal, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya dimana museum tersebut berada.


2.4 Kategori Museum

Museum memiliki beragam tipe, dari institusi yang besar dan mencakup banyak kategori, hingga institusi kecil yang memusatkan diri kepada subjek tertentu, lokasi, atau seseorang. Selain itu terdapat museum universal yang koleksinya merepresentasikan dunia dan biasanya koleksinya di antaranya seni, ilmu pengetahuan, sejarah dan sejarah alam. Tipe dan ukuran museum tercermin dalam koleksinya. Sebuah museum biasanya memiliki koleksi inti yang merupakan benda terpenting di bidangnya. Kategori museum-museum tersebut di antaranya:

· Museum Arkeologi, merupakan museum yang mengkhususkan diri untuk memajang artefak arkeologis.

· Museum seni, lebih dikenal dengan nama galeri seni, merupakan sebuah ruangan untuk pameran benda seni, mulai dari seni visual yaitu di antaranya lukisan, gambar, dan patung. Beberapa contoh lainnya adalah seni keramik, seni logam dan furnitur.

· Museum Biografi, merupakan museum yang didedikasikan kepada benda yang terkait dengan kehidupan seseorang atau sekelompok orang, dan terkadang memajang benda-benda yang mereka koleksi.

· Museum Anak, merupakan institusi yang menyediakan benda pameran dan program acara untuk menstimulasi pengalaman informal anak. Berlawanan dengan museum tradisional yang memiliki peraturan untuk tidak menyentuh benda pameran, museum ini biasanya memiliki benda yang dirancang untuk dimainkan oleh anak-anak.

· Museum Universal, atau dikenal pula dalam bahasa Inggris sebagai Museum encyclopedic, merupakan museum yang umum kita jumpai. Biasanya merupakan institusi besar, yang bersifat nasional, dan memberikan informasi kepada pengunjung mengenai berbagai variasi dari tema lokal dan dunia. Museum ini penting karena meningkatkan rasa keingin-tahuan terhadap dunia.

· Museum Etnologi, merupakan museum yang mempelajari, mengumpulkan, merawat, dan memamerkan artefak dan objek yang berhubungan dengan etnologi dan antropologi.

· Museum Rumah Bersejarah, atau yang lebih dikenal dengan rumah bersejarah merupakan yang terbanyak jumlahnya di dunia dari kategori museum sejarah.

· Museum Sejarah, mencakup pengetahuan sejarah dan kaitannya dengan masa kini dan masa depan. Beberapa di antara museum tersebut memiliki benda koleksi yang sangat beragam, mulai dari dokumen, artefak dalam berbagai bentuk, benda sejarah yang terkait dengan even kesejarahan tersebut.

· Museum Maritim, merupakan museum yang mengkhususkan diri kepada peresentasi sejarah, budaya atau arkeologi maritim. Mereka menceritakan kaitan antara masyarakat dengan kehidupan yang berkaitan dengan air atau maritim.


2.5 Museum Wayang, Kawasan Kota Tua, Jakarta

· Sejarah Museum Wayang

Menurut sumber yang kami dapatkan bahwa pada awalnya bangunan yang digunakan oleh museum ini bernama De Oude Hollandsche Kerk atau Gereja Lama Belanda dan konon ceritanaya gereja tersebut dibangun pertamakali pada tahun 1640.

Kemudian pada Tahun 1732 sempat diperbaiki dan bergantilah namanya menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk atau Gereja Baru Belanda, Bangunan ini bertahan hingga tahun 1808 kemudian hancur akibat gempa bumi yang terjadi pada tahun yang sama.

Di lokasi bekas reruntuhan itulah dibangun sebuah gedung yang kini disebut sebagai gedung museum wayang dan kemudian diresmikan pemakaiannya dan peruntukkannya sebagai museum pada tanggal 13 Agustus 1975.


· Kegiatan Museum Wayang

Museum ini memiliki berbagai macam jenis wayang baik jenis wayang Indonesia dan berbagai macam koleksi wayang, boneka dari manca negara. Jika anda berkunjung ke museum ini anda akan mengenal dan melihat koleksi wayang kulit, wayang golek, koleksi wayang dan boneka dari negara negara tetangga seperti seperti Malaysia, Thailand, Suriname, Cina, Vietnam, Perancis, India dan Kamboja, termasuk juga koleksi set gamelan dan juga lukisan wayang.

Selain koleksi tentang perwayangan di dalam museum ini anda juga bisa melihat lihat koleksi piring sebagai tanda batu nisan Jan Pieterszoon Coen. dan juga sebuah teater wayang serta workshop tentang pembuatan wayang secara berkala juga diselenggarakan di Museum ini.

___________________________________________________________________________
ILUSTRASI

Gambar 3.1 Museum Wayang


Gambar 3.2 Koleksi Wayang Orang


Gambar 3.3 Koleksi Wayang Kulit


Gambar 3.4 Koleksi Boneka Mancanegara


Gambar 3.5 Koleksi Topeng


Gambar 3.6 Batu Nisan Jan Pieterszoon Coen



___________________________________________________________________________
PENUTUP & KESIMPULAN

Museum merupakan tempat dimana masyarakat dapat menyaksikan secara langsung benda bersejarah, kesenian, dan mendapatkan edukasi tentang benda yang dipamerkan di museum tersebut.

Informasi yang disajikan lebih banyak dan lebih detail daripada di buku dan internet, sehingga sangat membantu pelajar dalam mencari informasi yang dibutuhkan, serta membuka wawasan setiap individu yang berkunjung ke museum.

Untuk itu museum patut didukung perkembangan nya, selain berfungsi untuk melestarikan dan merawat benda-benda penting, benda seni dal lain sebagai nya, museum dapat memberikan edukasi, informasi, dan menyelenggarakn acara yang berkaitan dengan museum tersebut, sehingga dapat menambah ilmu bagi mereka yang berkunjung. 



___________________________________________________________________________
REFERENSI

Rabu, 07 Juni 2017

Konservasi Arsitektur : Ruang Lingkup Kegiatan Konservasi

Natural Area
Raja Ampat, Papua

Merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan dan berlokasi di barat bagian Kepala Burung (Vogelkoop) Pulau Papua. Secara administrasi, gugusan ini berada di bawah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Kepulauan ini sekarang menjadi tujuan para penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya. Empat gugusan pulau yang menjadi anggotanya dinamakan menurut empat pulau terbesarnya, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati, dan Pulau Batanta. 


Taman Laut Bunaken, Manado

Taman laut ini memiliki biodiversitas kelautan salah satu yang tertinggi di dunia. Selam scuba menarik banyak pengunjung ke pulau ini. Secara keseluruhan taman laut Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektare dengan lima pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua (Manarauw), Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen. Meskipun meliputi area 75.265 hektare, lokasi penyelaman (diving) hanya terbatas di masing-masing pantai yang mengelilingi kelima pulau itu. 
Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemandangan bawah laut.

_________________________________________________________________________
Town
Pelestarian Kota Lama, Semarang. 
Kota lama, Semarang adalah sebuah kawasan kota tua yang berada di Semarang. Dulu kawasan tersebut menjadi pusat perdagangan pada abad 19-20. Karakter bangunan di wilayah ini mengikuti bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar tahun 1700-an. Di kawasan ini terdapat beberapa bangunan tua yang sampai saat ini masih dilestarikan bentuknya, yaitu Mercusuar, Stasiun semarang tawang, Gereja Blenduk Semarang, Susteran Ordo fransiskan, Jembatan Mberok, dll.
_________________________________________________________________________
Village
Setu babakan, Jakarta Selatan
Kawasan perkampungan Betawi yang telah ditetapkan oleh pemerintah Jakarta sebagai kawasan perkampungan untuk melestarikan budaya Betawi. Didalamnya terdapat, Danau/Setu babakan, rumah-rumah adat Betawi, dan kawasan yang menjual cinderamata & makanan khas Betawi. 

_________________________________________________________________________
Skylines
Vancouver, Kanada

Kota ini memiliki tingkat kepadatan aktivitas yang tinggi selama 24 jam dan tujuh hari seminggu, dan umumnya para penduduk kota jarang meninggalkan pusat kota karena hampir segala kebutuhan jasmani dan rohani tersedia dengan lengkap di sana. Salah satu contoh kota yang masuk dalam kategori ini adalah kota Vancouver, Kanada. Berlokasi di sebuah teluk di tepi Samudera Pasifik, Vancouver merupakan pelabuhan alami yang cantik. Di sana, penduduknya dengan mudah mengakses tempat kerja, tempat belanja, hunian, dan fasilitas kota lainnya melalui jaringan jalan yang tertata rapi, transportasi publik yang nyaman dan terintegrasi, serta opsi tempat rekreasi yang beragam. Untuk hal yang terakhir, warga Vancouver memiliki banyak pilihan destinasi rekereasi seperti taman kota, taman nasional, taman tematik, museum, pusat perbelanjaan, pasar barang bekas, pantai, bahkan objek wisata air terjun yang berada di batas timur kota. 

_________________________________________________________________________
View Corridor
Koridor Jl. Veteran, Surabaya
Dan 11 bangunan didalamnya telah ditetapkan oleh pemerintah Surabaya sebagai salah satu cagar budaya. Didalamnya terdapat bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang bentuk nya masih dijaga hingga saat ini. Meskipun begitu saat ini kawasan ini disebut-sebut sebagai cagar budaya yang nyaris punah karena kurangnya perawatan dari pemerintah kota setempat. 

_________________________________________________________________________
Districts
Kawasan Kota Tua, Jakarta

Salah satu kawasan dimana banyak terdapat bangunan-bangunan dan museum dengan arsitektur Belanda. Gedung dan museum-museum ini dilarang untuk diubah bentuknya meskipun saat ini telah menjadi kawsan wisata, karena merupakan bagian dari cagar budaya. Beberapa bangunan tersebut antara lain, Museum Fatahillah, Vihara Jin De Yuan (Dharma Bhakti), Gedung arsip nasional, dll. 


Kawasan Hutan wisata, Pangandaran
Taman Wisata Alam Pangandaran terletak berhimpitan dengan kawasan konservasi Cagar Alam Pangandaran. Dalam kawasan ini terdapat hutan pantai, Hutan Tanaman Jati dan Mahoni, Hutan Dataran Rendah, dll.

_________________________________________________________________________
Streetscapes
Kelok 9, Sumatera Barat.
Kelok 9 adalah jalan yang menghubungkan Provinsi Sumatera Barat dengan Riau, tepatnya terletak di Payakumbuh Kabupaten Limapuluh Koto. Jembatan kelok 9 merupakan karya dari anak bangsa yang menggunakan konsep green construction dan menggunakan produk-produk dalam negeri. Konstruksi jalan ditopang oleh 30 pilar yang kokoh dengan ketinggian 10-15 meter dan dapat menampung 14.000 kendaraan setiap harinya. Kelok 9 memiliki jembatan penghubung yang membentang meliuk-liuk dan menjadi ciri khas dari kelok 9 itu sendiri dengan panjang 2,5 KM. 

_________________________________________________________________________
Buildings
Kelenteng Hoo Ann Kiong, Kep. Meranti.

Merupakan kelenteng tertua di kawasan kepulauan Meranti. Kelenteng ini didirikan pada masa kolonial Belanda. Bentuk bangunan klenteng merupakan bangunan tunggal beratap susun dan berbentuk paviliun,terdiri atas sejumlah anjungan yaitu Klenteng Besar dan Gerbang kelenteng. Sampai saat ini kelenteng ini masih digunakan sebagai tempat beribadah masyarakat Tionghoa. 


Bangunan Kembar pada perempatan Rajabally, Malang
Merupakan Gedung yang terletak di jalan Semeru atau perempatan Rajabally merupakan salah satu peninggalan sejarah yang masih ada hingga kini. pada masa lalu gedung kembar itu digunakan sebagai toko emas Juwelier Tan. Saat ini bangunan itu digunakan oleh Bank Commonwealth cabang Malang dengan berbagai kursi dan pajangan yang dipasang oleh Pemerintah Kota Malang untuk mempercantik kawasan tersebut. Pembangunan gedung kembar ini merupakan ide dari seorang arsitek Belanda bernama Karel Bos.

_________________________________________________________________________
Objects and Fragments
Candi Rimbi, Jombang
Terletak di kaki Gunung Anjasamoro, tepatnya di tepi jalan raya di sebelah tenggara Kecamatan Mojowarno, Jombang, Jawa Timur. Candi ini belum pernah mengalami pemugaran sehingga masih bertahan dengan bentuk aslinya, dan sedikit kurang terawat. Salah satu arca yang ada di kawasan ini yaitu, arca Dewi Parvati.


Bukit Siguntang, Palembang
Sebuah bukit kecil setinggi 29—30 meter dari permukaan laut yang terletak sekitar 3 kilometer dari tepian utara Sungai Musi dan masuk dalam wilayah kota Palembang, Sumatera Selatan. Tempat ini disebut-sebut sebagai tempat penting selama masa kejayaan kerajaan Sriwijaya. Bukit yang dipenuhi taman dan pepohonan besar ini dipercaya juga sebagai kompleks pemakaman raja-raja Melayu. Salah satu arca yang berada di kawasan ini adalah Arca Bodhisattwa. 

_________________________________________________________________________
Many Thanks To :

https://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Raja_Ampat
https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Bunaken
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Lama_Semarang
https://id.wikipedia.org/wiki/Setu_Babakan
https://id.wikipedia.org/wiki/Vancouver
http://antariksaarticle.blogspot.co.id/2010/06/pelestarian-koridor-jalan-veteran-kota.html
http://medha.lecture.ub.ac.id/2012/02/kajian-ruang-terbuka-kawasan-pelestarian-kota-tua-jakarta/
https://www.travelpangandaran.com/taman-cagar-alam-pangandaran-wisata-edukasi-flora-dan-fauna/
http://www.pecintaalam.org/2015/12/ini-loh-kelok-9-jalan-di-pinggir-tebing.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kelenteng_Hoo_Ann_Kiong
https://malang.merdeka.com/gaya-hidup/gedung-kembar-saksi-sejarah-di-perempatan-rajabally-malang-161128w.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Rimbi
http://www.gosumatra.com/bukit-siguntang-palembang/

Gunadarma University.
http://gunadarma.ac.id
http://studentsite.gunadarma.ac.id
http://baak.gunadarma.ac.id
http://library.gunadarma.ac.id
http://staffsite.gunadarma.ac.id
_____________________________________________________________________
Created By :
Raka Nur Satrio
27313214
4 TB 05

Kamis, 30 Juni 2016

Narasi Pembuatan Film KLA

Gyeongbokgung



Gyeongbokgung adalah istana utama selama Dinasti Joseon berkuasa (1392 – 1910). Ini merupakan salah satu dari lima istana di Seoul. Istana ini menyimpan sejarah selama lebih dari 500 tahun.
Istana ini dibangun oleh Raja pendiri Dinasti Joseon, Lee Seong-Gye, pada tahun 1395 ketika ibu kota Negara dipindahkan dari Gyeseong ke Seoul. Istana in berada di bagian utara Seoul. Istana ini juga sering disebut dengan nama Bukgwol.


Gyeongbokgung berdiri di atas lahan seluas 180,000 m2. Di bagian selatan ada gerbang utama Gwanghwamun, di bagian selatan ada Sinmumun, di timur ada Yeongchumun, dan di barat ada Geonchunmun. Di dalam istana, ada beberapa bangunan utama, yaitu Geunjeongjeon, Gyotaejeon, Jagyeongjeon, Gyeonghoeru, dan Hyangwonjeong. Geunjeongjeon adalah gedung utama dimana di sana dilangsungkan paseban agung, dan pertemuan pagi.



Di halaman depan, ada tiga jalan setapak dari batu granit. Jalan setapak yang sedikit lebih tinggi di bagian tengah adalah jalan setapak bagi raja, sementara yang lainnya adalah bagi para hadirin. Jagyongjeon adalah tempat di mana Ibunda dari sang raja beristirahat. Tempat ini terkenal dengan dindingnya yang penuh bunga dan Sipjangsaeng gulduk (cerobong asap). Guldduk ini disebut sebagai yang paling indah yang pernah dibuat pada masa pemerintahan Dinasti Joseon, dan dimasukkan dalam daftar Warisan Nasional nomor 810. Gyotajeon adalah wilayah pribadi permaisuri. Tempat ini sangat mempesona karena dinding dan pintu masuk bagian belakangnya langsung menghadap ke Gunung Amisan, dan pemandangan di sini sangat indah dan menawan.



Satu hal yang membuat Gyeongbokgung tampak elegan adalah kolam teratainya, yaitu diGyeonghoeru dan Hwangwonjeoung. Gyeonghoeru adalah tempat dimana orang-orang terkemuka dari Negara lain bertemu, dan di mana festival-festival istimewa diselenggarakan ketika ada perayaan-perayaan di kerajaan. Hwangwonjeong ada di belakang tempat peristirahatan, dan ada di dalam halaman belakang. Di sini juga ada kolam teratai, tetapi mempunyai nuansa yang lebih feminine jika dibangdingkan dengan yang ada di Gyeonghoeru. Gaya arsitekturnya memanfaatkan pemandangan Gunung Amisan, sehingga menghasilkan pemandangan yang menakjubkan, menjadi contoh yang hebat bagi sturktur bangunan tradisional kerajaan di Korea. Di sana juga terdapat perpustakaan yang dinamakan Sujeongjeon dan ruang kerja raja, yang dinamakan Sajeongjeon.



Pada tahun 1910, ketiak perjanjian Korea-Jepang ditandatangani, Jepang meruntuhkan bangunan-bangunan Jeongak di bagian selatan dan membangun Pusat Komando di bagian itu. Sekarang ini, bangunan Jepang tersebut sudah dihilangkan dan bangunan kerajaan masih dalam proses restorasi.



Tempat ini sangat mempesona karena dinding dan pintu masuk bagian belakangnya langsung menghadap ke Gunung Amisan, dan pemandangan di sini sangat indah dan menawan. Dengan Gunung Bugak sebagai latar belakang dan Street enam Kementerian (sekarang Sejongno) di luar gerbang Gwanghwamun, pintu masuk utama ke Istana Gyeongbokgung terletak di jantung ibukota Korea.

Gangnyeongjeon


Gangnyeongjeon


Gyeonghoeru


Gyotaejeon

Hyangwonjeong 


Jagyeongjeon


Jibokjae


Sajeongjeon


Jalan baru yang disebut makna Taegeukki secara-gil (secara harfiah "Bendera Korea jalan") telah dikembangkan di salah satu jalan-jalan Hyoja-dong, dimana total 240 bendera yang dikibarkan sepanjang jalan dekat Gyeongbokgung Palace. Jalan yang sama dapat ditemukan di depan Cheongwadae (Blue House, atau kediaman Presiden). Jalan diciptakan pada tahun 2015 untuk menandai ulang tahun ke 70 bangsa kemenangan atas Jepang, yang dibebaskan Korea dari pendudukan Jepang. Tampilan makna Taegeukki secara adalah memasang pada tanggal 1 Maret mengenang 1 Maret gerakan, juga dikenal sebagai gerakan Sam-il, salah satu yang paling awal umum menampilkan Korea perlawanan selama pendudukan Jepang di Korea. Bendera akan diturunkan pada akhir tahun.


Fasilitas untuk Penyandang Cacat
* Kursi roda Penyewaan Layanan tersedia di pos jaga Geunjeongmun. * Ruang parkir dan toilet (dekat luar masuk oleh parkir) tersedia untuk para penderita cacat. * Pintu masuk utama mempunyai jalan roda untuk memudahkan akses.


Gerbang utama Gyeongbokgung
Gwanghwamun (Main dan South Gate)
Heungnyemun (Gerbang dalaman kedua)
Geunjeongmun (Gerbang dalaman ketiga)
Sinmumun (Gerbang Utara)
Geonchunmun (Pintu Timur)
Yeongchumun (gerbang Barat )


Jembatan Yeongjegyo
Setelah melewati gerbang utama awal dan sekunder gate (gerbang Heungnyemun), pengunjung akan melewati sebuah jembatan kecil yang bernama Yeongjegyo. Terletak di atas kanal yang tepat di samping Jembatan itu beberapa makhluk imajiner yang dikenal sebagai Seosu.

Heungnyemun (Gate)


Gwanghwamun (Gate)

Gwanghwamun adalah gerbang utama Gyeongbokgung (Istana) dan berada di Selatan istana. Gwanghwamun terdiri dari tiga pintu gerbang lengkung yang disebut Hongyemun dengan pintu gerbang tengah yang disediakan untuk raja dan dua lainnya untuk pejabat. Gwanghwamun rusak parah selama pendudukan Jepang dan perang Korea. Bahkan lokasi gerbang telah berubah dari mana itu awalnya berdiri. Itu dikembalikan ke tempat aslinya dan dibuka kembali untuk publik pada 15 Agustus 2010.


Heungnyemun adalah gerbang terbesar kedua Gyeongbokgung dan gapura pertama yang dilihat pengunjung setelah Gwanghwamun (gerbang). Pintu gerbang adalah benar-benar dihancurkan selama pendudukan Jepang ketika pemerintah Jepang dibangun gedung untuk Jepang Gubernur Jenderal Korea. Gerbang dikembalikan ke bentuk aslinya pada tahun 1995.


Akses Menuju "GYEONGBOK PALACE"

Untuk menuju tempat ini, Anda bisa menggunakan kereta api bawah tanah kota Seoul (Seoul subway). Naiklah subway line/jalur 3, lalu turun du stasiun Gyeokbokgung, keluarlah melalui pintu lima, kemudian Anda hanya tinggal berjalan lima menit menuju istana. Jika Anda naik jalur 2, turunlah di stasiun Ganghwamun, kemudian keluar melalui pintu dua, dan berjalan kaki kira-kira lima menit ke istana.
_______________________________________________________________________
Gunadarma University.

_______________________________________________________________________
Created By :
Raka Nur Satrio
27313214
3 TB 05