Kamis, 30 Juni 2016

Narasi Pembuatan Film KLA

Gyeongbokgung



Gyeongbokgung adalah istana utama selama Dinasti Joseon berkuasa (1392 – 1910). Ini merupakan salah satu dari lima istana di Seoul. Istana ini menyimpan sejarah selama lebih dari 500 tahun.
Istana ini dibangun oleh Raja pendiri Dinasti Joseon, Lee Seong-Gye, pada tahun 1395 ketika ibu kota Negara dipindahkan dari Gyeseong ke Seoul. Istana in berada di bagian utara Seoul. Istana ini juga sering disebut dengan nama Bukgwol.


Gyeongbokgung berdiri di atas lahan seluas 180,000 m2. Di bagian selatan ada gerbang utama Gwanghwamun, di bagian selatan ada Sinmumun, di timur ada Yeongchumun, dan di barat ada Geonchunmun. Di dalam istana, ada beberapa bangunan utama, yaitu Geunjeongjeon, Gyotaejeon, Jagyeongjeon, Gyeonghoeru, dan Hyangwonjeong. Geunjeongjeon adalah gedung utama dimana di sana dilangsungkan paseban agung, dan pertemuan pagi.



Di halaman depan, ada tiga jalan setapak dari batu granit. Jalan setapak yang sedikit lebih tinggi di bagian tengah adalah jalan setapak bagi raja, sementara yang lainnya adalah bagi para hadirin. Jagyongjeon adalah tempat di mana Ibunda dari sang raja beristirahat. Tempat ini terkenal dengan dindingnya yang penuh bunga dan Sipjangsaeng gulduk (cerobong asap). Guldduk ini disebut sebagai yang paling indah yang pernah dibuat pada masa pemerintahan Dinasti Joseon, dan dimasukkan dalam daftar Warisan Nasional nomor 810. Gyotajeon adalah wilayah pribadi permaisuri. Tempat ini sangat mempesona karena dinding dan pintu masuk bagian belakangnya langsung menghadap ke Gunung Amisan, dan pemandangan di sini sangat indah dan menawan.



Satu hal yang membuat Gyeongbokgung tampak elegan adalah kolam teratainya, yaitu diGyeonghoeru dan Hwangwonjeoung. Gyeonghoeru adalah tempat dimana orang-orang terkemuka dari Negara lain bertemu, dan di mana festival-festival istimewa diselenggarakan ketika ada perayaan-perayaan di kerajaan. Hwangwonjeong ada di belakang tempat peristirahatan, dan ada di dalam halaman belakang. Di sini juga ada kolam teratai, tetapi mempunyai nuansa yang lebih feminine jika dibangdingkan dengan yang ada di Gyeonghoeru. Gaya arsitekturnya memanfaatkan pemandangan Gunung Amisan, sehingga menghasilkan pemandangan yang menakjubkan, menjadi contoh yang hebat bagi sturktur bangunan tradisional kerajaan di Korea. Di sana juga terdapat perpustakaan yang dinamakan Sujeongjeon dan ruang kerja raja, yang dinamakan Sajeongjeon.



Pada tahun 1910, ketiak perjanjian Korea-Jepang ditandatangani, Jepang meruntuhkan bangunan-bangunan Jeongak di bagian selatan dan membangun Pusat Komando di bagian itu. Sekarang ini, bangunan Jepang tersebut sudah dihilangkan dan bangunan kerajaan masih dalam proses restorasi.



Tempat ini sangat mempesona karena dinding dan pintu masuk bagian belakangnya langsung menghadap ke Gunung Amisan, dan pemandangan di sini sangat indah dan menawan. Dengan Gunung Bugak sebagai latar belakang dan Street enam Kementerian (sekarang Sejongno) di luar gerbang Gwanghwamun, pintu masuk utama ke Istana Gyeongbokgung terletak di jantung ibukota Korea.

Gangnyeongjeon


Gangnyeongjeon


Gyeonghoeru


Gyotaejeon

Hyangwonjeong 


Jagyeongjeon


Jibokjae


Sajeongjeon


Jalan baru yang disebut makna Taegeukki secara-gil (secara harfiah "Bendera Korea jalan") telah dikembangkan di salah satu jalan-jalan Hyoja-dong, dimana total 240 bendera yang dikibarkan sepanjang jalan dekat Gyeongbokgung Palace. Jalan yang sama dapat ditemukan di depan Cheongwadae (Blue House, atau kediaman Presiden). Jalan diciptakan pada tahun 2015 untuk menandai ulang tahun ke 70 bangsa kemenangan atas Jepang, yang dibebaskan Korea dari pendudukan Jepang. Tampilan makna Taegeukki secara adalah memasang pada tanggal 1 Maret mengenang 1 Maret gerakan, juga dikenal sebagai gerakan Sam-il, salah satu yang paling awal umum menampilkan Korea perlawanan selama pendudukan Jepang di Korea. Bendera akan diturunkan pada akhir tahun.


Fasilitas untuk Penyandang Cacat
* Kursi roda Penyewaan Layanan tersedia di pos jaga Geunjeongmun. * Ruang parkir dan toilet (dekat luar masuk oleh parkir) tersedia untuk para penderita cacat. * Pintu masuk utama mempunyai jalan roda untuk memudahkan akses.


Gerbang utama Gyeongbokgung
Gwanghwamun (Main dan South Gate)
Heungnyemun (Gerbang dalaman kedua)
Geunjeongmun (Gerbang dalaman ketiga)
Sinmumun (Gerbang Utara)
Geonchunmun (Pintu Timur)
Yeongchumun (gerbang Barat )


Jembatan Yeongjegyo
Setelah melewati gerbang utama awal dan sekunder gate (gerbang Heungnyemun), pengunjung akan melewati sebuah jembatan kecil yang bernama Yeongjegyo. Terletak di atas kanal yang tepat di samping Jembatan itu beberapa makhluk imajiner yang dikenal sebagai Seosu.

Heungnyemun (Gate)


Gwanghwamun (Gate)

Gwanghwamun adalah gerbang utama Gyeongbokgung (Istana) dan berada di Selatan istana. Gwanghwamun terdiri dari tiga pintu gerbang lengkung yang disebut Hongyemun dengan pintu gerbang tengah yang disediakan untuk raja dan dua lainnya untuk pejabat. Gwanghwamun rusak parah selama pendudukan Jepang dan perang Korea. Bahkan lokasi gerbang telah berubah dari mana itu awalnya berdiri. Itu dikembalikan ke tempat aslinya dan dibuka kembali untuk publik pada 15 Agustus 2010.


Heungnyemun adalah gerbang terbesar kedua Gyeongbokgung dan gapura pertama yang dilihat pengunjung setelah Gwanghwamun (gerbang). Pintu gerbang adalah benar-benar dihancurkan selama pendudukan Jepang ketika pemerintah Jepang dibangun gedung untuk Jepang Gubernur Jenderal Korea. Gerbang dikembalikan ke bentuk aslinya pada tahun 1995.


Akses Menuju "GYEONGBOK PALACE"

Untuk menuju tempat ini, Anda bisa menggunakan kereta api bawah tanah kota Seoul (Seoul subway). Naiklah subway line/jalur 3, lalu turun du stasiun Gyeokbokgung, keluarlah melalui pintu lima, kemudian Anda hanya tinggal berjalan lima menit menuju istana. Jika Anda naik jalur 2, turunlah di stasiun Ganghwamun, kemudian keluar melalui pintu dua, dan berjalan kaki kira-kira lima menit ke istana.
_______________________________________________________________________
Gunadarma University.

_______________________________________________________________________
Created By :
Raka Nur Satrio
27313214
3 TB 05

Senin, 01 Februari 2016

Hukum dan Pranata Pembangunan


PERMASALAHAN KONTURKSI SECARA UMUM


Definisi Permasalahan Kontruksi Yang Berkaitan Dengan Biaya, Mutu dan Waktu

Sebagaimana diketahui bahwa dalam pelaksanaan manajemen konstruksi didasari dari proses proyek itu sendiri, yang mempunyai awal dan akhir serta tujuan menyelesaikan proyek tersebut dalam bentuk bangunan fisik secara efisien dan efektif. Untuk itu, diperlukan pengetahuan yang salah satunya menyangkut aspek teknis pelaksanaan manajemen kostruksi itu sendiri dalam penyelenggaraannnya.
Proses proyek konstruksi dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan serah terima. Selama proses berlangsung, beberapa aspek teknis yang berkaitan dengan proses, perlu diketahui. Aspek teknis yang umum dilakukan terdistribusi dalam :
Ø Perencanaan (Planning)
Ø Penjadwalan (Scehduling)
Ø Pengendalian (Controling)
Hal ini untuk mencapai tujuan proyek yaitu menghasilkan bangunan fisik yang mempunyai variable biaya-mutu-waktu yang optimal. Sebagaimana diketahui secara tradisional bahwa ketiga variable tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi.





Gambar : Segitiga variable utama dalam managemen konstruksi

Ketiga variable tersebut berkaitan dan saling mempengaruhi. Kualitas Mutu berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan, besar kecilnya biaya secara umum menunjukkan tinggi rendahnya mutu untuk suatu pekerjaan yang sama dengan spesifikasi yang sama pula. Demikian dengan waktu pelaksanaan, tinggi rendahnya mutu secara tidak langsung berkaitan dengan lama waktu pelaksanaan, mutu yang tinggi membutuhkan kehati-hatian dan pengawasan mutu yang lebih intensif, sehingga jelas akan menggunakan waktu yang lebih lama daripada waktu normal. Dari waktu yang lebih lama, maka secara otomatis akan menambah biaya pelaksanaan. Bentuk saling ketergantungan ini memberikan beberapa kebutuhan akan teknik untuk manajemen proses konstruksi.

_________________________________________________________________________________

Definisi Masalah Yang Berkaitan Dengan Koordinasi dan Pengaturan Manajemen

Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya dengan memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Fungsi dasar manajemen proyek terdiri dari pengelolaan-pengelolaan lingkup kerja, waktu, biaya, dan mutu. Pengelolaan aspek-aspek tersebut dengan benar merupakan kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan suatu proyek. Dengan adanya manajemen proyek maka akan terlihat batasan mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat dalam proyek baik langsung maupun tidak langsung, sehingga tidak akan terjadi adanya tugas dan tangung jawab yang dilakukan secara bersamaan (overlapping). Apabila fungsi-fungsi manajemen proyek dapat direalisasikan dengan jelas dan terstruktur, maka tujuan akhir dari sebuah proyek akan mudah terwujud, yaitu:

1. Tepat Waktu
2. Tepat Kuantitas
3. Tepat Kualitas
4. Tepat Biaya sesuai dengan biaya rencana
5. Tidak adanya gejolak sosial dengan masyarakat sekitar
6. Tercapainya K3 dengan baik

Pelaksanaan proyek memerlukan koordinasi dan kerjasama antar organisasi secara solid dan terstruktur. Dan hal inilah yang menjadi kunci pokok agar tujuan akhir proyek dapat selesai sesuai dengan schedule yang telah direncanakan.

Pada Proyek ‘tempat penulis kerja praktek’, terdiri dari beberapa unsur organisasi yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain:

1. Pemilik proyek (owner)/investor yang juga merupakan konsultan manajemen konstruksi.
2. Konsultan perencana arsitektur, landscape, dan quantity surveyor.
3. Kontraktor pelaksana utama yang membawahi :
           a. Konsultan perencana struktur dan mekanikal & elektrikal.
           b. Sub kontraktor spesialis.

_______________________________________________________________________________

Contoh Proyek Yang Terhenti

Jalan Tol Becakayu (Bekasi, Cawang, Kampung Melayu)

Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) adalah jalan tol berkonstruksi layang yang dibangun diatas sungai Kalimalang di kota Jakarta Timur dan Bekasi untuk mengurai kemacetan di sekitar Kalimalang. Jalan tol ini dimulai pembangunannya pada tahun 1996 oleh PT Kresna Kusuma Dyandra Marga, namun terhenti dua tahun kemudian akibat krisis moneter yang melanda. 


Jalan tol Becakayu menelan biaya investasi Rp 7,2 triliun, biaya konstruksi Rp 4,785 triliun, biaya pembebasan tanah Rp 449 miliar, dan masa konsesi 45 tahun (sejak SPMK). Investor dan pengelola Tol Becakayu adalah PT Waskita Toll Road, anak usaha dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang memegang 60 persen saham PT Kresna Kusuma Dyandra Marga.


Pembangunan jalan layang Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), yang sempat terkatung-katung selama 17 tahun, akhirnya kembali dilanjutkan. Saat ini telah berjalan pengerjaan seksi I sepanjang 21,04 km dari Kampung Melayu Jakarta Timur hingga Jakasampurna, Kota Bekasi.

Saat ini, sekitar 917 pohon di sepanjang jalan tersebut, khususnya di wilayah Duren Sawit Jakarta Timur, ditebangi terkait kelanjutan pembangunan jalan layang di sisi selatan Saluran Tarum Barat (Kalimalang). Ini juga terkait pelebaran Jalan Inspeksi Kalimalang.